MAKNA PUASA SECARA SYAR’I - SILSILAH FIQH PUASA (2)
📣✅Berkata Asy Syaikh ‘Ubaid Al Jabiri , hafizhahullah ta’ala :
💯“Puasa secara Istilah syar’i bermakna : Menahan diri dari makan dan minum dan yang semakna dengannya dari bentuk syahwat, dari terbitnya fajar kedua sampai tenggelamnya matahari dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
🔰Dengan defenisi puasa ini dapat kita ketahui beberapa perkara:
▶️1. Mulainya waktu menahan (imsak) pada setiap hari ( ketika terbitnya fajar yang kedua, /sewaktu masuknya waktu sholat subuh : Pen)
▶️2. Mulainya waktu berbuka pada setiap hari ( yaitu ketika tenggelamnya matahari/ ketika masuknya waktu sholat maghrib: Pen)
▶️3. Puasa tidak terbatas pada menahan makan dan minum saja, akan tetapi menahan seluruh syahwat.
▶️4. Niat Puasa (yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla : Pen)
➡️📣Dengan ini dapat kita ketahui, jika rusak salah satu dari empat perkara diatas, maka seseorang tidak bisa disebut sedang berpuasa.”
📚Sumber : Dauroh Asatidzah jogyakarta 2012 kitab Matan Abi Syuja’
📝🖍Penulis: Ustadz Abu Khuzaimah Al Fadanji حفظه الله
📬Padang, 28 Syaban 1437 H, 4 juni 2016
قال الشيخ عبيد الجابري حفظه الله تعالى:
و معناه لغة : الإمساك
الإمساك عن الأكل و الشرب و ما هو في معناهما من الشهوات من طلوع الفجر الثاني إلى غروب الشمس بنية التقرب إلى الله تعالى .
و بهاذا التعريف تعلمون أمورا:
- بداية الإمساك في الصيام
- نهايته يوميا
- أن الصيام ليس مقصوراعلى ترك الطعام و الشرب بل عن كل شهوات
- النية
و بهذ ا يعلم أنه إذا اختل واحد من هذه الأمور لم يكن المرأ صائما
_______________________