السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
✍Pembahasan Silsilatush Sholihin mulai hari ini kita fokuskan pada pembahasan fiqh puasa, dengan membawakan faedah dari Asy Syaikh Ubaid al Jabiri hafizhahullah ta’ala, yang disampaikan oleh beliau pada Dauroh Asatidzah di Jogyakarta tahun 2012, sebagai syarah terhadap matan Abi Syuja’, dengan harapan bisa memberikan faedah bagi kaum muslimin dalam rangka beribadah di bulan Ramadhan, semoga menjadi amalan yang diterima oleh Allah Azza wa Jalla dan menghasilkan kebaikan yang banyak bagi kami.
📢Berkata Asy Syaikh ‘Ubaid Al Jabiri, hafizhahullah ta’ala :
💎🌹“Puasa secara bahasa bermakna, Al Imsak (menahan). Seperti dalam firman Allah ta’ala : (dalam kisah Maryam)
فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا (26)
📚Artinya: “Jika engkau melihat seseorang maka katakanlah, sesungguhnya aku telah bernadzar untuk berpuasa untuk Ar Rahman, maka aku tidak berbicara dengan siapapun pada hari ini” (Maryam : 26)
🌸Maksudnya Adalah Allah memerintahkan kepada Maryam Alaihassalam, untuk mengemukakan Udzur kepada manusia, untuk menahan diri (shaum) dari berbicara dengan manusia karena beliau sedang berpuasa (shaum), dan bukanlah karena beliau berpuasa dari makan dan minum.”
__________________
🇸🇦🇸🇦🇲🇨🇲🇨
قال الشيخ عبيد الجابري حفظه الله تعالى:
الصيام لغة : الإمساك .
قال تعالى : في مريم : َفإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا (26)
و المقصود : أمر الله مريم عليها السلام باعتذار عن الناس عن كلام الناس و أنها صائمة و لم تكن صائمة عن الطعام و الشرب .
__________________
📝Sumber : Dauroh Asatidzah Yogyakarta 2015
📱Penulis: Ustadz Abu Khuzaimah Al Fadanji حفظه الله