Advertisements

Tampilkan postingan dengan label Shahih Muslim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Shahih Muslim. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Maret 2016

Cari Tahu

Fatwa Menggantung Gambar Di Dinding

Pendapat Syeikh Al-Albani:
Menggantung gambar adalah perbuatan yang dilarang syariat, baik yang berbentuk patung ataupun tidak, baik lukisan tangan ataupun potret Kesemuanya dilarang. Kalau ia tidak bisa dirobek, minimal tidak memasangnya. 

Fatwa Menggantung Gambar Di Dinding

Dalam hal ini ada beberapa hadits, di antaranya; 
dari Aisyah ra, bahwa Rasululah صلی الله عليه وسلم pernah mendatangiku. Waktu itu tirai penutup bilik saya berupa kain tipis yang penuh dengan gambar. (Dalam sebuah riwayat: kain itu bergambar kuda bersayap) Ketika melihat tirai itu, beliau merobeknya dan wajahnya terlihat merah padam. Lalu beliau bersabda: "Wahai Aisyah, manusia yang paling pedih siksaannya disisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang membuat sesuatu yang menyerupa ciciptaan Allah." [HR. Bukhari (X/317)]

Dalam sebuah riwayat:
"Sesungguhnya pembuat gambar-gambar ini kelak akan disiksa dan dikatakan kepadanya: 'Hidupkanlah apa yang telah engkau ciptakan ini.' Beliau kemudian bersabda: "Sesungguhnya rumah yang di dalamnya terdapat gambar tidak akan dimasuki malaikat. Aisyah berkata: Kemudian saya memotong-motong kain tersebut dan menjadikannya sebuah bantal atau dua bantal." [HR. Muslim (VI/ 158)]

Dalam hadits ini ada dua faedah:  
  1. Haramnya menggantung gambar atau sesuatu yang ada gambarnya. 
  2. Larangan membuat gambar, baik berupa patung maupun gambar biasaDengan kata lain; baik yang memiliki bayangan atau tidak. Ini merupakan pendapat Jumhur ulama. 
An-Nawawi berkata:' Ada sebagian salaf berpendapat, bahwa yang diharamkan adalah gambar yang mempunyai bayangan. Adapun yang tidak memiliki bayangan maka tidak diharamkan sama sekali. Pendapat ini adalah tidak benar karena gambar yang ada pada tirai Aisyah yang dilarang Nabi adalah gambar yang tidak memiliki bayangan. Meskipun begitu Nabi tetap menyuruh melepasnya. [Aadabu az-Zifaf hal. 113-114]

Jumat, 12 Februari 2016

Cari Tahu

Orang-Orang yang Tidak Akan Dapat Mencium Bau Surga

Surga adalah tempat yang diinginkan oleh semua manusia setelah berakhirnya kehidupan di alam semesta. Tempat dimana tiada kenikmatan yang dapat menandingi kenikmatan surganya Allah. Sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata manusia, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.

Allah telah menjamin umat Islam akan masuk surga asalkan mati dalam keadaan tidak menyekutukan ALLAH SWT dengan suatu apapun. Begitu pula dengan Rasulullah SAW. akan menjamin umatnya masuk surga asalkan taat dan tidak menentang kepada Rasulullah SAW.

Orang-Orang yang Tidak Akan Dapat Mencium Bau Surga

Namun andai saja manusia mengingkari Allah SWT dan menentang Rasulullah SAW., jangankan untuk masuk surga, mencium bau surga pun tak akan mereka dapatkan. Lalu, siapa sajakah orang-orang yang termasuk ke dalamnya ? Berikut ini adalah orang-orang yang tidak akan dapat mencium bau surga:


1. Membunuh Orang kafir yang Tidak Halal untuk Dibunuh



حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا مُجَاهِدٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

Telah bercerita kepada kami Qais bin Hafsh telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid telah bercerita kepada kami Al Hasan bin 'Amru telah bercerita kepada kami Mujahid dari 'Abdullah bin 'Amru radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membunuh mu'ahad (orang kafir yang terikat perjanjian) maka dia tidak akan mencium bau surga padahal sesungguhnya bau surga itu dapat dirasakan dari jarak empat puluh tahun perjalanan". (Bukhari - 2930)

Sumber : Bukhari
Kitab : Jizyah
Bab : Dosa orang yang membunuh kafir mu'ahad yang tidak berbuat kesalahan
No. Hadist : 2930


أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ دُحَيْمٌ قَالَ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ قَالَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ وَهُوَ ابْنُ عَمْرٍو عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ جُنَادَةَ بْنِ أَبِي أُمَيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

Telah mengabarkan kepada kami Abdur Rahman bin Ibrahim Dukhaim telah menceritakan kepada kami Marwan telah menceritakan kepada kami Al Hasan yaitu Ibnu 'Amru dari Mujahid dari Junadah bin Abu Umayyah dari Abdullah bin 'Amru, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membunuh seseorang dari ahli dzimmah maka dia tidak akan mendapatkan bau Surga padahal baunya tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun." (NASAI - 4669)

Sumber : Nasa'i
Kitab : Qussamah
Bab : Kebesaran dosa membunuh non muslim yang mengikat perjanjian
No. Hadist : 4669

2. Wanita yang berpakaian namun sama dengan bertelanjang

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb; Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Suhail dari Bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini." (MUSLIM - 3971)


Sumber : Muslim
Kitab : Pakaian dan perhiasan
Bab : Wanita berpakaian tetapi telanjang
No. Hadist : 3971


و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ مُسْلِمِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ
نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَرِيحُهَا يُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ خَمْسِ مِائَةِ عَامٍ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Muslim bin Abu Maryam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; "Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, dan berjalan melenggak-lenggok tidak akan masuk surga atau pun mencium baunya, padahal bau surga tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun." (MALIK - 1421)


Sumber : Malik
Kitab : Lain-lain
Bab : Pakaian yang dimakruhkan untuk wanita
No. Hadist : 1421

3. Menisbatkan Nasab Bukan Kepada Ayahnya

حَدَّثَنَا وَهْبٌ يَعْنِي ابْنَ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ
أَرَادَ فُلَانٌ أَنْ يُدْعَى جُنَادَةَ بْنَ أَبِي أُمَيَّةَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ قَدْرِ سَبْعِينَ عَامًا أَوْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ عَامًا قَالَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

Telah menceritakan kepada kami Wahb -yaitu Ibnu Jarir- telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Hakam dari Mujahid ia berkata; seorang laki-laki ingin agar ia dipanggil dengan sebutan Junaadah bin Abu Umayyah. Maka Abdullah bin 'Amru berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam telah bersabda: "Barangsiapa mengaku keturunan dari orang lain yang bukan ayahnya sendiri tidak akan mendapatkan bau surga. Padahal bau surga telah tercium pada jarak tujuh puluh tahun, ata    u tujuh puluh tahun perjalanan." Beliau bersabda; "barangsiapa berdusta mengatas namakan diriku, hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka." (AHMAD - 6304)


Sumber : Ahmad
Kitab : Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits
Bab : Musnad Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash Radliyallahu ta'ala 'anhuma
No. Hadist : 6304

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ فَلَنْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَرِيحُهَا يُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ عَامًا

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Hakam dari Mujahid dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa mengaku-ngaku bernasab kepada orang yang bukan ayahnya sendiri, maka dia tidak akan mendapatkan baunya surga, padahal bau surga telah tercium dari jarak tujuh puluh tahun perjalanan." (AHMAD - 6540)

Sumber : Ahmad
Kitab : Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits
Bab : Musnad Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash Radliyallahu ta'ala 'anhuma
No. Hadist : 6540

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا خَالِدٌ هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ    سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيهِ فَالْجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ    فَذَكَرْتُهُ لِأَبِي بَكْرَةَ فَقَالَ وَأَنَا سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ وَوَعَاهُ قَلْبِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Khalid yaitu Ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Khalid dari Abu Utsman dari Sa'd radliallahu 'anhu mengatakan, aku menengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Barangsiapa menasabkan diri kepada selain ayahnya padahal ia tahu bukan ayahnya maka surga haram baginya." Maka aku sampaikan hadits ini kepada Abu Bakrah dan ia berkata; 'Aku mendengarnya dengan kedua telingaku ini dan hatiku juga mencermati betul dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam." (BUKHARI - 6269)

Sumber : Bukhari
Kitab : Fara`idl
Bab : Menasabkan diri bukan kepada ayahnya
No. Hadist : 6269

4. Wanita yang Meminta Cerai Tanpa Alasan yang Jelas

 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلَاقَ مِنْ غَيْرِ بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Fadhl telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Abu Asma` dari Tsauban, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun wanita yang meminta cerai suaminya, bukan karena sesuatu yang menyusahkan, maka haram baginya bau Surga." (DARIMI - 2170)

Sumber : Ad Darimi
Kitab : Kitab thalak
Bab : Larangan wanita meminta suami mencerai isteri lainnya
No. Hadist : 2170

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا طَلَاقًا فِي غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Abu Asma` dari Tsauban, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun wanita yang meminta cerai kepada suaminya bukan karena kesalahan, maka haram baginya bau surga." (ABUDAUD - 1899)

Sumber : Abu Daud
Kitab : Talak
Bab : Penjelasan tentang khulu'
No. Hadist : 1899

5. Pemimpin yang Berkhianat kepada Kaumnya/Rakyatnya

حَدَّثَنَا هَوْذَةُ بْنُ خَلِيفَةَ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنِ الْحَسَنِ قَالَ
مَرِضَ مَعْقِلُ بْنُ يَسَارٍ مَرَضًا ثَقُلَ فِيهِ فَأَتَاهُ ابْنُ زِيَادٍ يَعُودُهُ فَقَالَ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ اسْتُرْعِيَ رَعِيَّةً فَلَمْ يُحِطْهُمْ بِنَصِيحَةٍ لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ وَرِيحُهَا يُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ مِائَةِ عَامٍ
قَالَ ابْنُ زِيَادٍ أَلَا كُنْتَ حَدَّثْتَنِي بِهَذَا قَبْلَ الْآنَ قَالَ وَالْآنَ لَوْلَا الَّذِي أَنْتَ عَلَيْهِ لَمْ أُحَدِّثْكَ بِهِ

Telah menceritakan kepada kami Haudzah bin Khalifah, telah menceritakan kepada kami 'Auf dari Al Hasan ia berkata; Ma'qil bin Yasar sakit keras, lalu Ibnu Ziyad datang menjenguknya seraya berkata; "Aku akan menceritakan satu hadits yang aku dengar dari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa dipercaya memimpin suatu kaum lalu ia tidak menyuruh pada kebaikan (berkhianat) terhadap kaumnya, maka ia tidak akan mencium bau surga, padahal baunya dapat tercium antara jarak seratus tahun." Ibnu Ziyad berkata; "Bukankan engkau telah menyampaikannya kepadaku sebelum ini?." Ia menjawab; "Kalaulah bukan karenamu, niscaya tidak akan aku ceritakan." (AHMAD - 19428)

Sumber : Ahmad
Kitab : Musnad penduduk Bashrah
Bab : Hadits Ma'qil bin Yasar Radliyallahu ta'ala 'anhu
No. Hadist : 19428

6. Mewarnai Rambutnya dengan warna hitam


حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ الْجَزَرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ      قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يَرِيحُونَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Taubah berkata, telah menceritakan kepada kami Ubaidullah dari Abdul Karim Al jazari dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada akhir zaman nanti akan ada orang-orang yang mengecat rambutnya dengan warna hitam seperti warna mayoritas dada merpati, mereka tidak akan mendapat bau surga." (ABUDAUD - 3679)

Sumber : Abu Daud
Kitab : Merapikan rambut
Bab : Menggunakan semir berwarana hitam
No. Hadist : 3679

7. Orang yang mencari ilmu hanya untuk tujuan duniawi

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ وَسُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَا حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَعْمَرٍ أَبِي طُوَالَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا
قَالَ أَبُو الْحَسَنِ أَنْبَأَنَا أَبُو حَاتِمٍ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ فَذَكَرَ نَحْوَهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad dan Suraij bin An Nu'man keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Fulaih bin Sulaiman dari Abdullah bin Abdurrahman bin Ma'mar Abu Thuwalah dari Sa'id bin Yasar dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga." Abu Al Hasan berkata; telah memberitakan kepada kami Abu Hatim berkata, telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Manshur berkata, telah menceritakan kepada kami Fulaih bin Sulaim lalu ia menyebutkan sebagaimana hadits diatas." (IBNUMAJAH - 248)

Sumber : Ibnu Majah
Kitab : Mukadimah
Bab : Mengambil manfaat ilmu dan beramal dengannya
No. Hadist : 248

حَدَّثَنَا يُونُسُ وَسُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَا حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَبِي طُوَالَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ سُرَيْجٌ فِي حَدِيثِهِ يَعْنِي رِيحَهَا

Telah menceritakan kepada kami Yunus dan Suraij bin An Nu'man mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Fulaih dari Abdullah bin Abdurrahman Abi Thiwalah dari Sa'id bin Yasar dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Barangsiapa belajar ilmu yang seharusnya di cari karena wajah Allah, tapi ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan di dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mencium arama surga." Suraij menyebutkan dalam riwayatnya; "Yaitu baunya surga." (AHMAD - 8103)

Sumber : Ahmad
Kitab : Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits
Bab : Musnad Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu
No. Hadist : 8103

Jumat, 05 Februari 2016

Cari Tahu

Ketika Turun Hujan, Maka Bersenanglah !!!

 Assalamualaikum Wr. Wb.

Mari Kita Cari Tahu !!!

Hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan.

Negara Indonesia memiliki 2 musim, diantaranya adalah musim hujan. Musim hujan di Indonesia biasanya terjadi dari pertengahan tahun sampai akhir tahun. Namun akhir-akhir ini musim hujan di Indonesia menjadi tidak menentu. Terkadang terjadi di sebelum akhir tahun dan di awal tahun.

Pada saat musim hujan, banyak orang yang senang akan kedatangannya. Namun, ada pula sebagian orang yang cukup kesal dengan datangnya hujan. Karena hujan biasanya identik dengan banjir sehingga rumah terendam atau gagal panen, musim penyakit seperti Demam Berdarah (DBD), jalanan menjadi kotor, becek dan licin. 

Ketika Turun Hujan 

Padahal, ketika hujan turun kita seharusnya senang dan menghilangkan rasa kekhawatiran.

    حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ بِلَالٍ عَنْ جَعْفَرٍ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ
    كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ الرِّيحِ وَالْغَيْمِ عُرِفَ ذَلِكَ فِي وَجْهِهِ وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ فَإِذَا مَطَرَتْ سُرَّ بِهِ وَذَهَبَ عَنْهُ ذَلِكَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ إِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ عَذَابًا سُلِّطَ عَلَى أُمَّتِي وَيَقُولُ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ رَحْمَةٌ

(MUSLIM - 1495) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab telah menceritakan kepada kami Sulaiman, yaitu anaknya Bilal dari Ja'far, yaitu anaknya Muhammad dari Atha` bin Abu Rabah bahwa ia mendengar Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Apabila ada angin bertiup kencang sekali, maka hal itu dapat diketahui dari wajah beliau shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bolak-balik ke depan dan ke belakang. Dan ketika hujan turun, maka beliau pun senang dan hilanglah kekhawatirannya. Aisyah berkata; Maka saya pun menanyakan hal itu pada beliau, beliau menjawab: "Saya khawatir, bisa jadi hal itu akan menjadi adzab yang ditimpakan kepada umatku." Dan ketika melihat hujan beliau bersabda: "(ini adalah) rahmat."

Sumber : Muslim
Kitab : Shalat Istisqa`
Bab : Berlindung saat terjadi angin dan mendung, serta berbahagia dengan hujan
No. Hadist : 1495
Hujan tidak hanya membawa masalah, membawa petaka, membawa banjir atau membawa penyakit. Karena sesungguhnya hujan itu membawa keberkahan dan kerahmatan dari Allah SWT.

    و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
    قَالَ أَنَسٌ أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَطَرٌ قَالَ فَحَسَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَهُ حَتَّى أَصَابَهُ مِنْ الْمَطَرِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا قَالَ لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى


(MUSLIM - 1494) : Dan Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Ja'far bin Sulaiman dari Tsabit Al Bunani dari Anas ia berkata; Kami diguyur hujan ketika bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau membuka pakaiannya sehingga terkena hujan, lalu kami pun bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan hal itu?" beliau menjawab: "Karena hujan ini merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah ta'ala."

Sumber : Muslim
Kitab : Shalat Istisqa`
Bab : Doa Istisqa`
No. Hadist : 1494


Lalu, apakah yang harus kita lakukan pada saat hujan turun? Sebaiknya kita berdoa kepada Allah, memohon kebaikan dan perlindungan dari turunnya hujan.

    اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ

“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah)


    و حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ جُرَيْجٍ يُحَدِّثُنَا عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ
    كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَصَفَتْ الرِّيحُ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ قَالَتْ وَإِذَا تَخَيَّلَتْ السَّمَاءُ تَغَيَّرَ لَوْنُهُ وَخَرَجَ وَدَخَلَ وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ فَإِذَا مَطَرَتْ سُرِّيَ عَنْهُ فَعَرَفْتُ ذَلِكَ فِي وَجْهِهِ قَالَتْ عَائِشَةُ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ لَعَلَّهُ يَا عَائِشَةُ كَمَا قَالَ قَوْمُ عَادٍ
    { فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا }

(MUSLIM - 1496) : Dan telah menceritakan kepadaku Abu Thahir telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb ia berkata, saya mendengar Ibnu Juraij menceritakan dari Atha` bin Abu Rabah dari Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa ia berkata; Apabila ada angin bertiup kencang sekali, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasanya membaca: "ALLAHUMMA INNII ASALUKA KHAIRAHAA WA KHAIRA MAA FIIHAA WA KHAIRA MAA URSILAT BIHI WA A'UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA URSILAT BIHI (Ya Allah, sungguh, aku memohon kepada-Mu kebaikan angin, kebaikan yang dikandungnya, dan kebaikan yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan yang ada di dalamnya dan keburukan yang dibawanya)." Apabila langit gelap berawan, maka beliau akan kelihatan pucat, keluar masuk rumah, ke depan dan ke belakang. Dan jika hujan turun, beliau pun merasa lega, dan hal itu dapat diketahui dari raut wajahnya. Aisyah berkata; Saya menanyakan hal itu pada beliau, maka beliau berkata: "Wahai Aisyah, kalau cuaca seperti ini, saya khawatir jangan-jangan akan terjadi seperti apa yang diungkapkan oleh kaum 'Aad, 'Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami."

Sumber : Muslim
Kitab : Shalat Istisqa`
Bab : Berlindung saat terjadi angin dan mendung, serta berbahagia dengan hujan
No. Hadist : 1496
Wassalamualaikum Wr. Wb.