Advertisements

Minggu, 21 Februari 2016

Cari Tahu

Prediksi, Data dan Fakta Napoli vs AC Milan

Giornata ke-26 Serie A Italia musim 2015/2016 akan menyajikan sebuah laga sengit. AC Milan akan menyambangi markas Runner up sementara Serie A, Napoli pada Selasa, 23 Februari 2016 dini hari. Il Partenopei akan ditantang oleh peraih 7 gelar juara Liga Champions II Rossoneri. AC Milan sendiri sekarang masih berada di posisi 6 klasemen sementara dengan torehan 43 poin, terpaut 13 angka dengan Napoli. Mampukah Milan membalas kekalahan pada pertemuan pertama ???

Prediksi, Data dan Fakta Napoli vs AC Milan

PREDIKSI

Perkiraan Susunan Pemain :
Napoli (4-3-3) : Reina; Ghoulam, Koulibaly, Albiol, Hysaj; Hamsik, Jorginho, Lopez; Insigne, Higuain, Callejon.

AC Milan (4-4-2): Donnarumma; Antonelli, Romagnoli, Alex, Abate; Bonaventura, Bertolacci, Montolivo, Honda; Niang, Bacca.

Peluang:
NAPOLIvsAC MILAN
Suara
19635401915
44%17%43%

DATA DAN FAKTA

Info Pertandingan:
Wasit: Luca Banti
Tempat: Naples, Italia
Stadion: Stadio San Paolo
Rata-Rata Kartu: Kuning (4.59) -Merah (0.23)

5 Pertemuan Terakhir Napoli vs AC Milan:
05/10/2015AC Milan0 - 4Napoli
04/05/2015Napoli3 - 0AC Milan
15/12/2014AC Milan2 - 0Napoli
04/02/2014Napoli3 - 1AC Milan
23/09/2014AC Milan1 - 2Napoli

5 Pertemuan Terakhir Napoli
Villarreal1 - 0Napoli
Juventus1 - 0Napoli
Napoli1 - 0Carpi
Lazio0 - 2Napoli
Napoli5 - 1Empoli

5 Pertemuan Terakhir AC Milan
AC Milan2 - 1Genoa
AC Milan1 - 1Udinese
Palermo0 - 2AC Milan
AC Milan3 - 0Inter
Alessandria0 - 1AC Milan

Sabtu, 20 Februari 2016

Cari Tahu

Biografi Sa’ad Bin Abi Waqqash (Seri I)

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sa’ad bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu
“Aku adalah orang ketiga yang paling dulu masuk Islam, dan aku adalah orang yang pertama kali memanah musuh di jalan Allah.” Demikianlah Sa’ad bin Abi Waqqash memperkenalkan dirinya. Dia adalah orang ketiga yang paling dulu masuk Islam, dan orang pertama yang memanah musuh di jalan Allah.

Biografi Sa’ad Bin Abi Waqqash (Seri I) 

Sa’ad bin Abi Waqqash bin Wuhaib bin ‘Abdi Manaf  hidup di Bani Zuhrah, yang merupakan paman-paman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari pihak ibu. Wuhaib adalah kakek Sa’ad. Dia adalah paman Aminah binti Wahab, ibu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Orang-orang mengenal Sa’ad sebagai paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari pihak ibu. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihatnya, beliau merasa bangga kepadanya karena keberanian, kekuatan, dan kesungguhan imannya, maka beliau bersabda, “Ini adalah pamanku, maka hendaklah seseorang memperlihatkan kepadaku istrinya.”

Masuknya Sa’ad ke dalam Islam terjadi pada awal-awal munculnya Islam. Dia mengenal dengan baik Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam serta mengetahui kejujuran dan sifat amanah beliau. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sudah sering bertemu dengannya sebelum beliau diutus menjadi rasul. Beliau mengetahui betapa besar kecintaan Sa’ad untuk berperang  dan juga keberaniannya. Sa’ad sangat suka memanah. Dia selalu berlatih melempar anak panah. Dia masuk Islam dengan mudah dan tidak sulit, bahkan sangat cepat masuk Islam. Dia adalah orang ketiga dari tiga orang yang masuk Islam lebih dulu. Kondisi yang dialami Sa’ad tidak berbeda dengan kondisi orang-orang lain. Ketika ibunya ynag bernama Hamnah mengetahui tentang keislamannya, sang ibu pun sangat marah kepadanya.

Sang ibu berkata kepadanya, “Wahai Sa’ad, apakah kamu meninggalkan agamamu dan agama nenek moyangmu, lalu kamu mengikuti sebuah agama yang baru? Demi Allah, aku tidak akan mencicipi satu makanan dan minuman pun hingga kamu meninggalkan agama baru itu.” Sa’ad menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan meninggalkan agamaku dan tidak akan berpisah darinya.” Sang ibu bersikeras dengan sikapnya, sementara dia mengetahui bahwa Sa’ad sangat mencintainya, sehingga hatinya akan merasa iba ketika dia melihat ibunya berada dalam kondisi tubuh yang lemah dan tidak sehat lagi. Sang ibu tetap melakukan niatnya. Namun karena Sa’ad lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia pun berkata ibunya, “Wahai Ibu, demi Allah, andai engkau memiliki tujuh  puluh nyawa yang keluar satu demi satu, maka aku tetap tidak akan meninggalkan agamaku untuk selama-lamanya.”

Sang ibu mengetahui bahwa anaknya itu telah berubah dan  tidak akan pernah kembali lagi ke agama sebelumnya untuk selama-lamanya. Karenanya, sang ibu pun makan dalam keadaan bersedih dan marah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan Sa’ad sebagai orang yang menyebabkan turunnya salah satu ayat Alquran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan firman-Nya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.”

Mengenai anggapan bahwa Sa’ad adalah orang yang pertama kali melemparkan anak panah dalam rangka berjuang di jalan Allah, dikisahkan bahwa suatu ketika kaum muslimin Makkah sedang mengerjakan shalat di lorong-lorong  jalan yang ada di Makkah secara sembunyi-sembunyi. Namun sebagian kaum musyrikin melihat mereka, lalu kaum musyrikin pun menyerang kaum muslimin, maka Sa’ad bin Abi Waqqash bangun dan langsung menyerang , mereka. Dia memanah salah seorang dari mereka hingga darah mengalir dari tubuh orang tersebut. Inilah darah pertama yang ditumpahkan oleh umat Islam.

(Saat kaum kuffar Makkah memboikot kaum muslimin) Sa’ad bersama Rasulullah berlindung di klan Abu Thalib, sehingga harus menahan lapar bersama beliau selama tiga tahun penuh. Selama itu Sa’ad hanya memakan dedaunan hingga akhirnya Allah pun menghendaki ujian ini berakhir. Tak lama kemudian Sa’ad radhiyalahu ‘anhu lalu pergi berhijrah ke madinah bersama orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Umair bin Abi Waqqash berhijrah bersama saudaranya, Sa’ad, ke Madinah. Ketika orang yang bertugas untuk mengumandangkan seruan jihad berkata, “Hayya ‘alal jihad” (Mari berjihad). Sa’ad pun segera keluar dengan membawa pedang dan panahnya. Saat  itu usia Sa’ad telah lebih dari dua puluh tahun, sedangkan Umair masih kecil. Umurnya belum mencapai tiga belas atau empat belas tahun.

Sebagaimana biasanya, Rasulullah selalu memeriksa kondisi pasukannya. Beliau akan menolak anak-anak kecil yang tidak memiliki kemampuan dan kekuatan untuk berperang. Rasulullah pun melihat Umair. Saat itu Umair bersembunyi agar dia tidak disuruh pulang oleh Rasulullah, yang menyebabkan dirinya tidak bisa ikut berperang bersama dengan kaum muslimin. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam nelihatnya, maka beliau menolak dan menyuruh Umair untuk pulang. Umair pun menangis hingga Nabi merasa iba kepadanya. Akhirnya, Rasulullah membolehkan Umair untuk keluar bersama pasukan Badar. Umair pun berdiri disamping Sa’ad guna berjihad di jalan Allah. Ketika peperangan selesai dan debu tidak lagi beterbangan, terlihatlah 14 orang dari kaum muslimin yang gugur sebagai syahid. Orang yang paling muda diantara ke-14 orang tersebut adalah Umair bin  Abi Waqqash. Sa’ad pun pulang dengan membawa kemenangan di satu tangannya dan tangisan (kesedihan) di tangan yang lain.

Kehidupan berjihad berlangsung dengan cepat. Orang-orang Islam berpindah dari satu pertempuran ke pertempuran yang lain hingga tibalah saatnya perang Uhud. Saat itu para pasukan pemanah tidak mematuhi ucapan Nabi kita, lalu mereka meninggalkan tempat-tempat mereka. Melihat keadaan itu, pasukan kaum musyrkin pun menyerang kaum muslimin hingga akhirnya mereka sampai ke Rasulullah yang pada saat itu hanya segelintir shahabat saja yang ada di samping beliau, diantaranya Sa’ad bin Abi Waqqash radhiiyallahu ‘anhu. Ketika Rasulullah melihat Sa’ad, beliau bersabda kepadanya, “Usir mereka (maksudnya pukul mundur orang-orang musyrik itu).” Sa’ad berkata, “Bagaimana aku dapat melakukan hal itu sendirian?”

Akan tetapi kemudian, Sa’ad segera mengeluarkan anak panah dari sarungnya, lalu dia melemparkan anak panah itu ke arah salah seorang dari kaum musyrikin hingga orang itu tewas. Sa’ad kembali mengambil anak panah yang lain, lalu dengan anak panah itu dia pun membunuh salah seorang  lainnya dari kaum musyrikin. Demikianlah, panahnya telah membunuh banyak orang musyrik, mak a Sa’ad mengambil panahnya itu, lalu berkata, “Ini adalah panah yang diberkahi oleh Allah.”

 وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

=Bersambung insya Allah=
Sumber: Kisah Teladan 20 Sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk Anak, Dr. Hamid Ahmad Ath-Thahir, Irsyad Baitus Salam, 2006.
Cari Tahu

Perawi Kalangan Tabi'ul Atba’ Kalangan Tua

Menurut Ilmu Hadis, Perawi atau Rawi adalah orang-orang yang meriwayatkan hadis, salah satu cabang dari penelitian hadis. Baik yang menyangkut sisi positif maupun sisi negatif perawi. Ilmu ini dikenal dengan istilah ilmu Jarh dan Ta’dil. Ilmu ini membahas tentang kondisi perawi. Apakah dapat dipercaya, handal, jujur, adil, dan tegas atau sebaliknya. 

Menurut Jamal T Suryanata dalam bukunya galuh mendefinisikan seorang perawi adalah orang yang menyaksikan sesuatu yang didengar dan dilihat. Sedangkan kemerdekaan, jenis kelamin laki-laki, melihat, kedekatan, jumlah, konfli, akan berpengaruh dalam persaksian, bukan dalam periwayatan.

Perawi Kalangan Tabi'ul Atba’ Kalangan Tua 

1.Abdullah bin 'Utsman
Nama Lengkap: Abdullah bin 'Utsman bin 'Amir bin 'Amru bin Ka'ab bin Sa'ad binTaymi bin Murrah
Kalangan: Shahabat
Kuniyah: Abu Bakar
Negeri Semasa Hidup: Madinah
Wafat: 13 H
2.Abdullah bin Az Zubair
Nama Lengkap: Abdullah bin Az Zubair bin 'Isa bin 'Ubaidillah
Kalangan: Tabi'ul Atba' kalangan tua
Kuniyah: Abu Bakar
Negeri Semasa Hidup: Marur Rawdz
Wafat: 19 H
3.Muhammad bin 'Abdullah
Nama Lengkap: Muhammad bin 'Abdullah bin Ja'far
Kalangan: Sahabat
Kuniyah: Abu Bakar
Negeri Semasa Hidup: -
Wafat: -
4.Wa'il bin Daud
Nama Lengkap: Wa'il bin Daud
Kalangan: Sahabat
Kuniyah: Abu Bakar
Negeri Semasa Hidup: Kufah
Wafat: -
Cari Tahu

Hadits Qudsi

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Qudsi Secara bahasa (Etimologis), kata Qudsi dinisbahkan kepada kata Al-Quds (Suci). Artinya, hadits yang dinisbahkan kepada Dzat yang Maha suci, yaitu Allah Ta'ala. Qudsi secara istilah (terminologis) adalah Sesuatu (hadits) yang dinukil dari Nabi Shallallahu 'alaihi Wa Sallam yang disandarkan beliau kepada Rabb-nya.

Hadits Qudsi atau Hadits Rabbani atau Hadits Illahi adalah sesuatu yang dikabarkan oleh Allah kepada nabi-Nya dengan melalui ilham atau impian, yang kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri.

 

Hadits Qudsi berbeda dengan Hadits Nabawi. Pada hadits Qudsi biasanya diberi ciri-ciri dengan dibubuhi kalimat-kalimat :
  1. Qala ( yaqalu ) Allahu
  2. Fima yarwihi 'anillahi Tabaraka wa Ta'ala
  3. Lafadz lafadz lain yang semakna dengan apa yang tersebut diatas.
Meskipun sama-sama firman Allah سبحانه وتعالى, namun Hadits Qudsi berbeda dengan Al-Quran. Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Quran adalah:
  1. Semua lafadz-lafadz Al-Qur'an adalah mukjizat dan mutawatir, sedang hadits qudsi tidak demikian.
  2. Ketentuan hukum yang berlaku bagi Al-Qur'an, tidak berlaku pada hadits qudsi. Seperti larangan menyentuh, membaca pada orang yang berhadats, dll.
  3. Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur'an memberikan hak pahala kepada pembacanya.
  4. Meriwayatkan Al-Qur'an tidak boleh dengan maknanya saja atau mengganti lafadz sinonimnya, sedang hadits qudsi tidak demikian.

 وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Senin, 15 Februari 2016

Cari Tahu

Jadwal Pertandingan Sepakbola Minggu Ini

Jadwal Liga Inggris, Jadwal Liga Italia, Jadwal Liga Spanyol, Jadwal Liga Prancis, Jadwal Barclays Premier League, Jadwal Serie A,




Jadwal Liga Inggris :


27.02. 19:45West HamSunderland

27.02. 22:00LeicesterNorwich

27.02. 22:00SouthamptonChelsea

27.02. 22:00Stoke CityAston Villa

27.02. 22:00WatfordBournemouth

28.02. 00:30West BromCrystal Palace

28.02. 19:00LiverpoolEverton

28.02. 19:00Newcastle UtdManchester City

28.02. 21:05Manchester UnitedArsenal

28.02. 21:05TottenhamSwansea


 Jadwal Liga Italia :

20.02. 02:45BolognaJuventus

21.02. 00:00VeronaChievo

21.02. 02:45InterSampdoria

21.02. 21:00AtalantaFiorentina

21.02. 21:00GenoaUdinese

21.02. 21:00SassuoloEmpoli

21.02. 21:00TorinoCarpi

22.02. 00:00FrosinoneLazio

22.02. 02:45AS RomaPalermo

23.02. 03:00NapoliAC Milan


 Jadwal Liga Spanyol :



18.02. 00:30GijonBarcelona
Babak 25

20.02. 02:30LevanteGetafe

20.02. 22:00Las PalmasBarcelona

21.02. 00:15EspanyolDep. La Coruna

21.02. 02:30BetisGijon

21.02. 04:05Celta VigoEibar

21.02. 18:00Rayo VallecanoSevilla

21.02. 22:00MalagaReal Madrid

22.02. 00:15Ath BilbaoReal Sociedad

22.02. 00:15Granada CFValencia

22.02. 02:30Atl. MadridVillarreal

Minggu, 14 Februari 2016

Cari Tahu

Biografi Imam Al-Bukhari

Nama: Â Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah.
Kuniyah: Abu Abdullah
Nasab beliau:
  1. Al Ju'fi; nisabah Al Ju'fi adalah nisbah arabiyyah. Faktor penyebabnya adalah, bahwasanya al Mughirah kakek Bukhari yang kedua masuk Islam berkat bimbingan dari Al Yaman Al Ju'fi. Maka nisbah beliau kepada Al Ju'fi adalah nisbah perwalian
  2. Al Bukhari; yang merupakan nisbah kepada negri Imam Bukhari lahir
Tanggal lahir: Beliau dilahirkan pada hari Jum'at setelah shalat Jum'at pada tanggal 13 Syawwal 194 H
Tempat lahir: Bukhara

 

Masa kecil Al-Bukhari

Bukhari dididik dalam keluarga yang berilmu. Bapaknya adalah seorang ahli hadits, akan tetapi dia tidak termasuk ulama yang banyak meriwayatkan hadits, Bukhari menyebutkan di dalam kitab tarikh kabirnya, bahwa bapaknya telah melihat Hammad bin Zaid dan Abdullah bin Al Mubarak, dan dia telah mendengar dari imam Malik, karena itulah dia termasuk ulama bermadzhab Maliki. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil, sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu dalam kondisi yatim. Akan tetapi ayahnya meninggalkan Bukhari dalam keadaan yang berkecukupan dari harta yang halal dan berkah. Bapak Imam Bukhari berkata ketika menjelang kematiannya; "Aku tidak mengetahui satu dirham pun dari hartaku dari barang yang haram, dan begitu juga satu dirhampun hartaku bukan dari hal yang syubhat."

Maka dengan harta tersebut, Bukhari menjadikannya sebagai media untuk sibuk dalam hal menuntut ilmu. Subhannallah. Ketika menginjak usia 16 tahun, dia bersama ibu dan kakaknya mengunjungi kota suci. Beliau tinggal di Makkah dekat dengan baitulah beberapa saat guna menuntut ilmu.

Kisah Hidup Al-Bukhari

Kisah hilangnya penglihatan beliau: Ketika masa kecilnya, kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Khalilullah Nabi Ibrahim 'Alaihi wa sallam berujar kepadanya; "Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya." Menjelang pagi harinya ibu imam Bukhari mendapati penglihatan anaknya telah sembuh. Dan ini merupakan kemuliaan Allah subhanahu wa ta'ala yang di berikan kepada imam Bukhari di kala kecilnya.

Karakter Al-Bukhari

Meskipun Imam Bukhari sibuk dengan menuntut ilmu dan menyebarkannya, tetapi dia merupakan individu yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya, menegakkan keta'atan kepada Rabbnya, terpancar pada dirinya ciri-ciri seorang wali yang terpilih dan orang shalih serta berbakti, yang dapat menciptakan karismatik di dalam hati dan kedudukan yang mempesona di dalam jiwa.

Beliau merupakan pribadi yang banyak mengerjakan shalat, khusu' dan banyak membaca al Qur`an. Muhammad bin Abi Hatim menuturkan: 'dia selalu melaksanakan shalat di waktu sahur sebanyak tiga belas raka'at, dan menutupnya dengan melaksanakan shalat witir dengan satu raka'at'.

Adapun yang lainnya menuturkan; ' Apabila malam pertama di bulan Ramadlan, murid-murid imam Bukhari berkumpul kepadanya, maka dia pun meminpin shalat mereka. Di setiap rak'at dia membaca dua puluh ayat, amalan ini beliau lakukan sampai dapat mengkhatamkan Al qur`an.

Beliau adalah sosok yang gemar menafkahkan hartanya, banyak berbuat baik, sangat dermawan, tawadldlu'Â dan wara'.

Wafatnya Al-Bukhari

Imam Bukhari keluar menuju Samarkand, Tiba di Khartand, sebuah desa kecil sebelum Samarkand, ia singgah untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya beliau meninggal pada hari sabtu tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Semoga Allah selalu merahmatinya dan ridla kepadanya.

Jumat, 12 Februari 2016

Cari Tahu

Orang-Orang yang Tidak Akan Dapat Mencium Bau Surga

Surga adalah tempat yang diinginkan oleh semua manusia setelah berakhirnya kehidupan di alam semesta. Tempat dimana tiada kenikmatan yang dapat menandingi kenikmatan surganya Allah. Sesuatu yang tidak pernah terlihat oleh mata manusia, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.

Allah telah menjamin umat Islam akan masuk surga asalkan mati dalam keadaan tidak menyekutukan ALLAH SWT dengan suatu apapun. Begitu pula dengan Rasulullah SAW. akan menjamin umatnya masuk surga asalkan taat dan tidak menentang kepada Rasulullah SAW.

Orang-Orang yang Tidak Akan Dapat Mencium Bau Surga

Namun andai saja manusia mengingkari Allah SWT dan menentang Rasulullah SAW., jangankan untuk masuk surga, mencium bau surga pun tak akan mereka dapatkan. Lalu, siapa sajakah orang-orang yang termasuk ke dalamnya ? Berikut ini adalah orang-orang yang tidak akan dapat mencium bau surga:


1. Membunuh Orang kafir yang Tidak Halal untuk Dibunuh



حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا مُجَاهِدٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

Telah bercerita kepada kami Qais bin Hafsh telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid telah bercerita kepada kami Al Hasan bin 'Amru telah bercerita kepada kami Mujahid dari 'Abdullah bin 'Amru radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membunuh mu'ahad (orang kafir yang terikat perjanjian) maka dia tidak akan mencium bau surga padahal sesungguhnya bau surga itu dapat dirasakan dari jarak empat puluh tahun perjalanan". (Bukhari - 2930)

Sumber : Bukhari
Kitab : Jizyah
Bab : Dosa orang yang membunuh kafir mu'ahad yang tidak berbuat kesalahan
No. Hadist : 2930


أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ دُحَيْمٌ قَالَ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ قَالَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ وَهُوَ ابْنُ عَمْرٍو عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ جُنَادَةَ بْنِ أَبِي أُمَيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

Telah mengabarkan kepada kami Abdur Rahman bin Ibrahim Dukhaim telah menceritakan kepada kami Marwan telah menceritakan kepada kami Al Hasan yaitu Ibnu 'Amru dari Mujahid dari Junadah bin Abu Umayyah dari Abdullah bin 'Amru, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membunuh seseorang dari ahli dzimmah maka dia tidak akan mendapatkan bau Surga padahal baunya tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun." (NASAI - 4669)

Sumber : Nasa'i
Kitab : Qussamah
Bab : Kebesaran dosa membunuh non muslim yang mengikat perjanjian
No. Hadist : 4669

2. Wanita yang berpakaian namun sama dengan bertelanjang

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb; Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Suhail dari Bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini." (MUSLIM - 3971)


Sumber : Muslim
Kitab : Pakaian dan perhiasan
Bab : Wanita berpakaian tetapi telanjang
No. Hadist : 3971


و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ مُسْلِمِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ
نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَرِيحُهَا يُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ خَمْسِ مِائَةِ عَامٍ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Muslim bin Abu Maryam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; "Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, dan berjalan melenggak-lenggok tidak akan masuk surga atau pun mencium baunya, padahal bau surga tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun." (MALIK - 1421)


Sumber : Malik
Kitab : Lain-lain
Bab : Pakaian yang dimakruhkan untuk wanita
No. Hadist : 1421

3. Menisbatkan Nasab Bukan Kepada Ayahnya

حَدَّثَنَا وَهْبٌ يَعْنِي ابْنَ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ
أَرَادَ فُلَانٌ أَنْ يُدْعَى جُنَادَةَ بْنَ أَبِي أُمَيَّةَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ قَدْرِ سَبْعِينَ عَامًا أَوْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ عَامًا قَالَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

Telah menceritakan kepada kami Wahb -yaitu Ibnu Jarir- telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Hakam dari Mujahid ia berkata; seorang laki-laki ingin agar ia dipanggil dengan sebutan Junaadah bin Abu Umayyah. Maka Abdullah bin 'Amru berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam telah bersabda: "Barangsiapa mengaku keturunan dari orang lain yang bukan ayahnya sendiri tidak akan mendapatkan bau surga. Padahal bau surga telah tercium pada jarak tujuh puluh tahun, ata    u tujuh puluh tahun perjalanan." Beliau bersabda; "barangsiapa berdusta mengatas namakan diriku, hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka." (AHMAD - 6304)


Sumber : Ahmad
Kitab : Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits
Bab : Musnad Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash Radliyallahu ta'ala 'anhuma
No. Hadist : 6304

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ فَلَنْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَرِيحُهَا يُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ عَامًا

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Hakam dari Mujahid dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa mengaku-ngaku bernasab kepada orang yang bukan ayahnya sendiri, maka dia tidak akan mendapatkan baunya surga, padahal bau surga telah tercium dari jarak tujuh puluh tahun perjalanan." (AHMAD - 6540)

Sumber : Ahmad
Kitab : Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits
Bab : Musnad Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash Radliyallahu ta'ala 'anhuma
No. Hadist : 6540

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا خَالِدٌ هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ    سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيهِ فَالْجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ    فَذَكَرْتُهُ لِأَبِي بَكْرَةَ فَقَالَ وَأَنَا سَمِعَتْهُ أُذُنَايَ وَوَعَاهُ قَلْبِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Khalid yaitu Ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Khalid dari Abu Utsman dari Sa'd radliallahu 'anhu mengatakan, aku menengar Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda; "Barangsiapa menasabkan diri kepada selain ayahnya padahal ia tahu bukan ayahnya maka surga haram baginya." Maka aku sampaikan hadits ini kepada Abu Bakrah dan ia berkata; 'Aku mendengarnya dengan kedua telingaku ini dan hatiku juga mencermati betul dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam." (BUKHARI - 6269)

Sumber : Bukhari
Kitab : Fara`idl
Bab : Menasabkan diri bukan kepada ayahnya
No. Hadist : 6269

4. Wanita yang Meminta Cerai Tanpa Alasan yang Jelas

 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلَاقَ مِنْ غَيْرِ بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Fadhl telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Abu Asma` dari Tsauban, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun wanita yang meminta cerai suaminya, bukan karena sesuatu yang menyusahkan, maka haram baginya bau Surga." (DARIMI - 2170)

Sumber : Ad Darimi
Kitab : Kitab thalak
Bab : Larangan wanita meminta suami mencerai isteri lainnya
No. Hadist : 2170

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا طَلَاقًا فِي غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Abu Asma` dari Tsauban, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapapun wanita yang meminta cerai kepada suaminya bukan karena kesalahan, maka haram baginya bau surga." (ABUDAUD - 1899)

Sumber : Abu Daud
Kitab : Talak
Bab : Penjelasan tentang khulu'
No. Hadist : 1899

5. Pemimpin yang Berkhianat kepada Kaumnya/Rakyatnya

حَدَّثَنَا هَوْذَةُ بْنُ خَلِيفَةَ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنِ الْحَسَنِ قَالَ
مَرِضَ مَعْقِلُ بْنُ يَسَارٍ مَرَضًا ثَقُلَ فِيهِ فَأَتَاهُ ابْنُ زِيَادٍ يَعُودُهُ فَقَالَ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ اسْتُرْعِيَ رَعِيَّةً فَلَمْ يُحِطْهُمْ بِنَصِيحَةٍ لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ وَرِيحُهَا يُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ مِائَةِ عَامٍ
قَالَ ابْنُ زِيَادٍ أَلَا كُنْتَ حَدَّثْتَنِي بِهَذَا قَبْلَ الْآنَ قَالَ وَالْآنَ لَوْلَا الَّذِي أَنْتَ عَلَيْهِ لَمْ أُحَدِّثْكَ بِهِ

Telah menceritakan kepada kami Haudzah bin Khalifah, telah menceritakan kepada kami 'Auf dari Al Hasan ia berkata; Ma'qil bin Yasar sakit keras, lalu Ibnu Ziyad datang menjenguknya seraya berkata; "Aku akan menceritakan satu hadits yang aku dengar dari Rasulullah Shallalahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa dipercaya memimpin suatu kaum lalu ia tidak menyuruh pada kebaikan (berkhianat) terhadap kaumnya, maka ia tidak akan mencium bau surga, padahal baunya dapat tercium antara jarak seratus tahun." Ibnu Ziyad berkata; "Bukankan engkau telah menyampaikannya kepadaku sebelum ini?." Ia menjawab; "Kalaulah bukan karenamu, niscaya tidak akan aku ceritakan." (AHMAD - 19428)

Sumber : Ahmad
Kitab : Musnad penduduk Bashrah
Bab : Hadits Ma'qil bin Yasar Radliyallahu ta'ala 'anhu
No. Hadist : 19428

6. Mewarnai Rambutnya dengan warna hitam


حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ الْجَزَرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ      قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يَرِيحُونَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Taubah berkata, telah menceritakan kepada kami Ubaidullah dari Abdul Karim Al jazari dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada akhir zaman nanti akan ada orang-orang yang mengecat rambutnya dengan warna hitam seperti warna mayoritas dada merpati, mereka tidak akan mendapat bau surga." (ABUDAUD - 3679)

Sumber : Abu Daud
Kitab : Merapikan rambut
Bab : Menggunakan semir berwarana hitam
No. Hadist : 3679

7. Orang yang mencari ilmu hanya untuk tujuan duniawi

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ وَسُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَا حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَعْمَرٍ أَبِي طُوَالَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا
قَالَ أَبُو الْحَسَنِ أَنْبَأَنَا أَبُو حَاتِمٍ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ فَذَكَرَ نَحْوَهُ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad dan Suraij bin An Nu'man keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Fulaih bin Sulaiman dari Abdullah bin Abdurrahman bin Ma'mar Abu Thuwalah dari Sa'id bin Yasar dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga." Abu Al Hasan berkata; telah memberitakan kepada kami Abu Hatim berkata, telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Manshur berkata, telah menceritakan kepada kami Fulaih bin Sulaim lalu ia menyebutkan sebagaimana hadits diatas." (IBNUMAJAH - 248)

Sumber : Ibnu Majah
Kitab : Mukadimah
Bab : Mengambil manfaat ilmu dan beramal dengannya
No. Hadist : 248

حَدَّثَنَا يُونُسُ وَسُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَا حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَبِي طُوَالَةَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ سُرَيْجٌ فِي حَدِيثِهِ يَعْنِي رِيحَهَا

Telah menceritakan kepada kami Yunus dan Suraij bin An Nu'man mereka berkata: telah menceritakan kepada kami Fulaih dari Abdullah bin Abdurrahman Abi Thiwalah dari Sa'id bin Yasar dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam Bersabda: "Barangsiapa belajar ilmu yang seharusnya di cari karena wajah Allah, tapi ia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan kesenangan di dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mencium arama surga." Suraij menyebutkan dalam riwayatnya; "Yaitu baunya surga." (AHMAD - 8103)

Sumber : Ahmad
Kitab : Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits
Bab : Musnad Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu
No. Hadist : 8103

Jumat, 05 Februari 2016

Cari Tahu

Ketika Turun Hujan, Maka Bersenanglah !!!

 Assalamualaikum Wr. Wb.

Mari Kita Cari Tahu !!!

Hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan.

Negara Indonesia memiliki 2 musim, diantaranya adalah musim hujan. Musim hujan di Indonesia biasanya terjadi dari pertengahan tahun sampai akhir tahun. Namun akhir-akhir ini musim hujan di Indonesia menjadi tidak menentu. Terkadang terjadi di sebelum akhir tahun dan di awal tahun.

Pada saat musim hujan, banyak orang yang senang akan kedatangannya. Namun, ada pula sebagian orang yang cukup kesal dengan datangnya hujan. Karena hujan biasanya identik dengan banjir sehingga rumah terendam atau gagal panen, musim penyakit seperti Demam Berdarah (DBD), jalanan menjadi kotor, becek dan licin. 

Ketika Turun Hujan 

Padahal, ketika hujan turun kita seharusnya senang dan menghilangkan rasa kekhawatiran.

    حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ يَعْنِي ابْنَ بِلَالٍ عَنْ جَعْفَرٍ وَهُوَ ابْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ
    كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ الرِّيحِ وَالْغَيْمِ عُرِفَ ذَلِكَ فِي وَجْهِهِ وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ فَإِذَا مَطَرَتْ سُرَّ بِهِ وَذَهَبَ عَنْهُ ذَلِكَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ إِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ عَذَابًا سُلِّطَ عَلَى أُمَّتِي وَيَقُولُ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ رَحْمَةٌ

(MUSLIM - 1495) : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab telah menceritakan kepada kami Sulaiman, yaitu anaknya Bilal dari Ja'far, yaitu anaknya Muhammad dari Atha` bin Abu Rabah bahwa ia mendengar Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Apabila ada angin bertiup kencang sekali, maka hal itu dapat diketahui dari wajah beliau shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bolak-balik ke depan dan ke belakang. Dan ketika hujan turun, maka beliau pun senang dan hilanglah kekhawatirannya. Aisyah berkata; Maka saya pun menanyakan hal itu pada beliau, beliau menjawab: "Saya khawatir, bisa jadi hal itu akan menjadi adzab yang ditimpakan kepada umatku." Dan ketika melihat hujan beliau bersabda: "(ini adalah) rahmat."

Sumber : Muslim
Kitab : Shalat Istisqa`
Bab : Berlindung saat terjadi angin dan mendung, serta berbahagia dengan hujan
No. Hadist : 1495
Hujan tidak hanya membawa masalah, membawa petaka, membawa banjir atau membawa penyakit. Karena sesungguhnya hujan itu membawa keberkahan dan kerahmatan dari Allah SWT.

    و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
    قَالَ أَنَسٌ أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَطَرٌ قَالَ فَحَسَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَهُ حَتَّى أَصَابَهُ مِنْ الْمَطَرِ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا قَالَ لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى


(MUSLIM - 1494) : Dan Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Ja'far bin Sulaiman dari Tsabit Al Bunani dari Anas ia berkata; Kami diguyur hujan ketika bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau membuka pakaiannya sehingga terkena hujan, lalu kami pun bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan hal itu?" beliau menjawab: "Karena hujan ini merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah ta'ala."

Sumber : Muslim
Kitab : Shalat Istisqa`
Bab : Doa Istisqa`
No. Hadist : 1494


Lalu, apakah yang harus kita lakukan pada saat hujan turun? Sebaiknya kita berdoa kepada Allah, memohon kebaikan dan perlindungan dari turunnya hujan.

    اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ

“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah)


    و حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ جُرَيْجٍ يُحَدِّثُنَا عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ
    كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَصَفَتْ الرِّيحُ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ قَالَتْ وَإِذَا تَخَيَّلَتْ السَّمَاءُ تَغَيَّرَ لَوْنُهُ وَخَرَجَ وَدَخَلَ وَأَقْبَلَ وَأَدْبَرَ فَإِذَا مَطَرَتْ سُرِّيَ عَنْهُ فَعَرَفْتُ ذَلِكَ فِي وَجْهِهِ قَالَتْ عَائِشَةُ فَسَأَلْتُهُ فَقَالَ لَعَلَّهُ يَا عَائِشَةُ كَمَا قَالَ قَوْمُ عَادٍ
    { فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا }

(MUSLIM - 1496) : Dan telah menceritakan kepadaku Abu Thahir telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb ia berkata, saya mendengar Ibnu Juraij menceritakan dari Atha` bin Abu Rabah dari Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa ia berkata; Apabila ada angin bertiup kencang sekali, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasanya membaca: "ALLAHUMMA INNII ASALUKA KHAIRAHAA WA KHAIRA MAA FIIHAA WA KHAIRA MAA URSILAT BIHI WA A'UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA URSILAT BIHI (Ya Allah, sungguh, aku memohon kepada-Mu kebaikan angin, kebaikan yang dikandungnya, dan kebaikan yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan yang ada di dalamnya dan keburukan yang dibawanya)." Apabila langit gelap berawan, maka beliau akan kelihatan pucat, keluar masuk rumah, ke depan dan ke belakang. Dan jika hujan turun, beliau pun merasa lega, dan hal itu dapat diketahui dari raut wajahnya. Aisyah berkata; Saya menanyakan hal itu pada beliau, maka beliau berkata: "Wahai Aisyah, kalau cuaca seperti ini, saya khawatir jangan-jangan akan terjadi seperti apa yang diungkapkan oleh kaum 'Aad, 'Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami."

Sumber : Muslim
Kitab : Shalat Istisqa`
Bab : Berlindung saat terjadi angin dan mendung, serta berbahagia dengan hujan
No. Hadist : 1496
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Cari Tahu

Photocopy atau Fotocopy atau Fotokopi ???

Assalamualaikum Wr. Wb.

Mari Kita Cari Tahu !!!!

Tahukah kalian ??? Kita sebagai rakyat Negara Republik Indonesia, terkadang masih banyak pengucapan atau penulisan kata yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Padahal sebagai bangsa Indonesia yang besar, sudah selayaknya kita menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) terbaru.

Kata Photocopy sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Kata/tulisan Photocopy sering kita jumpai di pinggir-pinggir jalan dan sering kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kebanyakan dari kita tidak memperhatikan kaidah pengucapan dan penulisan kata bentuk baku dalam Bahasa Indonesia.



Lalu seperti apakah bentuk baku yang benar dari kata Photocopy ?

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bentuk baku dari kata Photocopy adalah:

fotokopi/fo·to·ko·pi/ n hasil reproduksi (penggandaan) fotografis terhadap barang cetakan (tulisan);
memfotokopi
/mem·fo·to·ko·pi/ v membuat reproduksi dengan mesin fotokopi:

Maka dari itu, setelah kita mengetahui mana yang benar bentuk baku dari kata Photocopy, sudah selayaknya kita membiasakan diri dengan mengucapkan atau menuliskan kata fotokopi dalam kehidupan sehari-hari kita.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Rabu, 03 Februari 2016

Cari Tahu

Pas Photo atau Pasfoto ????

Assalamualaikum Wr. Wb.

Mari kita Cari Tahu !!!! 

Manakah yang benar antara Pas Photo atau Pas Foto atau mungkin Pasfoto ?

Kita semua pasti sudah tidak asing lagi dengan kata "Pas Photo" . Ya, yang satu ini sering kita jumpai di banner-banner, papan iklan atau poster-poster di pinggir jalan. Bentuk dari Pas photo sendiri sering kita gunakan untuk sebuah persyaratan yang cukup penting. Bagaimana tidak penting, karena dengan hal inilah salah satu cara agar orang lain mengetahui identitas atau wajah diri kita. 

Pas Photo atau PasfotoPas Photo sering kita gunakan untuk banyak keperluan. Seperti untuk pelengkap tanda pengenal, persyaratan daftar sekolah, ujian sekolah, melamar kerja, menikah dan masih banyak lainnya. 


Namun tahukah kalian bagaimana cara penulisan pas photo yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam Bahasa Indonesia??? Kebanyakan dari kita kadang tidak perduli dengan kebenaran terhadap penulisan kata yang satu ini 


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan Pas Photo yang baik dan benar sesuai dengan EYD adalah:

pasfoto/pas·fo·to/ n foto kecil dari kepala sampai dada: tanda pengenal itu harus dilengkapi dengan --

Wassalamualaikum Wr. Wb.